WAKAF MANDIRI - Salah satu kunci kebahagiaan hidup adalah beristighfar dan memohon ampun, serta bertaubat kepada Allah SWT. Seorang hamba sangat membutuhkan ampunan Allah karena dosa atau kemaksiatan yang telah dilakukan. Istighfar tak hanya sekedar ucapan dengan lisan, namun harus disertai juga dengan perbuatan.
Mengakui kesalahan dan berusaha bersungguh-sungguh, agar Allah melimpahkan rahmat, serta ampunanNya. Istighfar juga pembuka pintu kesulitan kehidupan. Seperti kekurangan makanan atau kemiskinan, belum dikaruniai rezeki berupa anak, saat musim paceklik, serta lainnya.
Bahkan dalam kondisi lapang atau sempit pun, sebagai perwujudan kecintaan hamba pada Rabbnya, istighfar tetap dibutuhkan. Karena manusia yang beriman, tetap tergantung pada Allah SWT. Hidup pun menjadi lebih berkah dengan memperbanyak istighfar.
Allah SWT berfirman, “Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh:10-12).
Bersungguh-sungguh dalam berdoa dan berhusnudzon, bahwa Allah akan menerima istighfar yang dilakukan dengan keinginan kuat, harapan besar, serta menggantungkan pengkabulan doa tersebut kepada Allah SWT.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kamu berdoa, ‘Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki’ atau berdoa, ‘Ya Allah, limpahkanlah rahmatMu kepadaku jika Engkau menghendaki’, tetapi hendaklah ia berkeinginan kuat dalam permohonan itu, karena sesungguhnya Allah tiada sesuatupun yang memaksaNya untuk berbuat sesuatu. (HR. Al- Bukhori, Muslim).
Selayaknya seorang mukmin selalu menghiasi hari-harinya dengan memperbanyak istighfar, sebagaimana dzikir sesudah sholat pun disunnahkan untuk beristighfar. Dzikir pagi dan sore hari juga tak terlepas dari permohonan ampun padaNya. Beliau SAW bersabda, “Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya.” (dibaca 100 x) (HR. Al Bukhori, Muslim).
Doa dan istighfar perlu senantiasa ditingkatkan, baik dari segi kualitas, maupun kuantitas. Sehingga menimbulkan dampak positif, seperti iman taqwa kepada Allah SWT. Iman semakin meningkat, merasa rendah hati dan mengikis perasaan sombong, baik kepada Allah SWT dan juga di hadapan sesamanya.
Orang yang membiasakan istighfar akan merasa dekat dengan Allah SWT dan dia akan berupaya terhindar dari perbuatan dosa yang mengotori kesucian dirinya. Semoga Allah memudahkan lisan kita selalu basah dengan lafal-lafal yang mengagungkanNya, di antaranya dengan istighfar.