WAKAF MANDIRI - Merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, banyak orang yang terbuai dengan kenikmatan dunia. Di antara kenikmatan yang membuat banyak orang lupa akan jati diri dan tujuan hidupnya adalah, nikmat kesehatan dan waktu luang.
Terutama nikmat waktu, yang begitu banyak orang lalai memanfaatkannya dengan baik. Sehingga banyak sekali waktu mereka yang terbuang percuma, bahkan menjerumuskan mereka ke dalam jurang bahaya.
Duduk di depan televisi seharian pun tak terasa, terhenyak sekian lama di hadapan articles-articles terbaru yang disajikan media massa sudah biasa. Dan berjubel-jubel memadati stadion selama berjam-jam untuk menyaksikan pertandingan sepak bola atau konser grup band idola pun rela.
Alangkah meruginya kita, tatkala waktu kehidupan yang detik demi detik terus berjalan menuju gerbang kematian ini, kita lalui dengan menimbun dosa dan menyibukkan diri dengan perbuatan yang sia-sia.
Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua buah nikmat yang kebanyakan orang terperdaya karenanya; yaitu kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari)
Sesungguhnya, dunia ini merupakan ladang akherat. Di dalam dunia ini terdapat sebuah perdagangan yang keuntungannya akan tampak jelas di akherat kelak. Orang yang memanfaatkan waktu luang dan kesehatan tubuhnya dalam rangka menjalankan ketaatan kepada Allah, maka dialah orang yang beruntung. Adapun orang yang menyalahgunakan nikmat itu untuk bermaksiat kepada Allah, maka dialah orang yang tertipu.
Allah SWT berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya semua orang benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasehati dalam menetapi kebenaran dan saling menasehati dalam menetapi kesabaran.” (QS. al-’Ashr: 1-3)
Rasulullah SAW bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti layaknya orang yang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan jauh.” (HR. Bukhari)
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah sekedar kesenangan sementara, dan sesungguhnya akherat itulah negeri tempat tinggal yang sebenarnya.” (QS. Ghafir: 39)
Sebagian orang bijak berkata, “Bagaimana bisa merasakan kegembiraan dengan dunia, orang yang perjalanan harinya menghancurkan bulannya, dan perjalanan bulan demi bulan menghancurkan tahun yang dilaluinya, serta perjalanan tahun demi tahun yang menghancurkan seluruh umurnya. Bagaimana bisa merasa gembira, orang yang umurnya menuntun dirinya menuju ajal, dan masa hidupnya menggiring dirinya menuju kematian.” (Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 483)