WAKAF MANDIRI - “Tidak sama yang buruk (rezeki yang haram) dengan yang baik (rezeki yang halal) meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang berakal agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah: 100)
Setiap muslim tentunya berharap memperoleh rezeki yang berkah. Meskipun banyak yang masih ragu apakah rezeki yang berkah atau tidak berkah dapat dibedakan. Namun pada kenyataannya, cukup banyak indikasi yang bisa memperlihatkan berkah atau tidaknya rezeki yang kita dapatkan.
Berikut ini beberapa tanda ketika rezeki tidak berkah. Yakni,
1. Pemanfaatannya untuk hal duniawi semata, dan terhalang dari investasi akhirat.
Rezeki yang tak berkah bisa terlihat dari pemanfaatannya. Apabila digunakan hanya untuk menambah perabot rumah, menambah koleksi baju, sepatu, mobil, makan di restoran mewah. Namun amat sulit dikeluarkan untuk bersedekah, berwakaf, atau sekadar menyenangkan hati orang tua, maka bisa dipastikan rezeki tersebut kurang berkah.
Ketahuilah bahwa rezeki yang menuai keberkahan akan mudah diinfakkan untuk membantu keluarga, karib kerabat, orang yang kesulitan, dan juga investasi akhirat lainnya. Maka, jika berharap mendapat rezeki berkah, mudahlah dalam hal berbagi.
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. Al Munafiqun: 10)
2. Menjauhkan diri dari Allah SWT.
Tanda selanjutnya rezeki yang tidak berkah adalah, adanya rezeki tersebut malah membuat kita terlena, terlalaikan, sehingga malah makin jauh dari Allah.
Sebagai contoh, seseorang yang memiliki mobil mewah, jika keberadaan mobil tersebut malah membuatnya sibuk merawat mobil, berkumpul dengan komunitas orang-orang yang memiliki mobil mewah sejenis, dan merasa sombong atasnya, maka bisa dipastikan mobil tersebut tidak menuai keberkahan.
Sebaliknya, jika keberadaan mobil mewah tersebut membuat kita semakin bersyukur, makin ingat untuk beribadah pada Allah, juga tidak segan-segan untuk membantu orang yang memerlukan bantuan, maka itulah pertanda mobil tersebut menuai keberkahan.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al Munafiqun: 9)
3. Hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri.
Tanda selanjutnya rezeki yang tidak berkah adalah, rezeki tersebut hanya habis dipergunakan untuk diri sendiri. Jika jumlah yang diperoleh tidak besar, memang hanya cukup untuk makan sehari-hari saja mungkin tidak masalah, itupun jika berkah, biasanya akan tetap bisa membawa manfaat untuk sekitarnya.
Namun, jika rezeki dalam jumlah besar tapi hanya bermanfaat untuk diri sendiri, yakni untuk memenuhi standar dan gaya hidup yang tinggi, tentunya inilah yang patut diwaspadai. Apalagi jika disekitarnya ternyata banyak keluarga atau tetangga yang memerlukan bantuan karena sekadar uang makan saja mereka tidak cukup.
4. Selalu merasa kurang.
Ada lagi orang yang selalu merasa kurang, meski mendapat rezeki sebanyak apapun. Bisa jadi karena pengelolaan uang yang kurang baik, atau memang karena rezeki yang didapatnya itu kurang berkah. Biasanya rezeki yang berkah, meski sesedikit apapun, tetapi bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Jika senantiasa merasa rezeki yang diperoleh kurang, sangat penting untuk introspeksi kekeliruan dalam mengatur keuangan. Tetapi jika sudah sangat ketat mengatur keuangan, namun masih saja kurang, mungkin perlu untuk memperbesar lagi jumlah sedekah selama ini.
Jangan malah mengurangi sedekah yang sudah rutin kita keluarkan, karena bisa jadi Allah SWT menguji dengan kekurangan untuk melihat seberapa besar keyakinan dan ketawakalan kita terhadapNya. Wallahualam.