...
Sekali Berwakaf, Pahalanya Bisa Terus Mengalir

WAKAF MANDIRI - Sebagai muslim, pastinya kita ingin punya bekal buat dunia, juga akhirat kita. Nah, berwakaf adalah salah satu amal jariyah dapat menjadi tabungan akhirat kita. Hal itu karena harta benda yang diwakafkan, tidak boleh digunakan secara konsumtif.

Namun, harus dikelola, hingga menghasilkan suatu manfaat. Manfaat itulah yang kemudian disedekahkan pada kalangan yang membutuhkan. Seperti yang dilakukan oleh Umar bin Khattab dalam hadits berikut berikut ini,

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Umar pernah mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, lalu ia menghadap Nabi SAW untuk mohon petunjuk beliau tentang pengelolaannya seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya mendapatkan tanah di Khaibar. Yang menurut saya, saya belum pernah memiliki tanah yang lebih baik daripada tanah tersebut.’

Lalu Beliau bersabda, ‘Kalau engkau mau, kau tahan pohonnya dan sedekahkan buah (hasilnya).’

Kemudian Umar mewakafkan tanahnya dengan syarat pohonnya tidak boleh dijual, tidak boleh dihadiahkan, dan tidak boleh diwarisi. Hasil dari pohon tersebut disedekahkan kepada kaum fakir, kerabat-kerabat, budak-budak, orang-orang yang membela agama Allah, tamu, dan musafir yang kehabisan bekal.

Namun tidak masalah bagi pengurus wakaf untuk memakan hasilnya dengan baik dan memberi makan teman-temannya yang tidak memiliki harta. (Muttafaq ‘alaih. HR Bukhari, Muslim)

Begitu luar biasanya manfaat wakaf, hingga Rasulullah sangat menganjurkan setiap muslim untuk berwakaf sebagai bekal akhirat nanti. “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya.” (HR. Muslim)