WAKAF MANDIRI - Allah SWT telah menciptakan kematian dan kehidupan ini, untuk menguji siapa diantara hambanya yang terbaik amalnya. Hal ini, telah Allah sebutkan dalam Al-Quran, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Mulk: 2)
Makna ayat ini, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Al Hafidz Ibnu Katsier dalam tafsirnya, bahwa “Allah telah menciptakan seluruh makhluk ini dari ketiadaan, untuk menguji jin dan manusia, siapakah diantara mereka yang paling baik amalnya.” Kalau demikian, apakah kita akan terlena dengan gemerlapnya kehidupan dunia dan lupa memperbaiki amal-amal kita?
Rasulullah SAW bersabda, “Dunia ini dibanding akhirat tiada lain hanyalah seperti jika seseorang diantara kalian mencelupkan jarinya ke lautan, maka hendaklah dia melihat air yang menempel di jarinya setelah dia menariknya kembali.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
Sesungguhnya, Allah telah menjadikan bumi ini sebagai tempat tinggal bagi kita, selaku hamba Allah. Barangiapa di antara manusia yang memanfaatkan semua itu, menurut kemaslahatannya dan sesuai dengan yang diperintahkan Allah, maka itu adalah perbuatan yang terpuji. Dan barangsiapa yang memanfaatkannya melebihi apa yang dia butuhkan karena tuntutan kerakusan dan ketamakan, maka dia pantas untuk dicela.
Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita, bagaimana harus bersikap terhadap harta, yaitu menyikapi harta dengan sikap qanaah (kepuasan dan kerelaan). Sikap qanaah ini seharusnya dimiliki oleh orang yang kaya, maupun orang yang miskin.
Wujud qanaah, yaitu merasa cukup dengan pemberian Allah, tidak tamak terhadap apa yang dimiliki manusia, tidak iri melihat apa yang ada di tangan orang lain, dan tidak rakus mencari harta benda dengan menghalalkan semua cara. Sehingga, dengan semua itu akan melahirkan rasa puas dengan apa yang sekedar dibutuhkan.
Ketahuilah, didalam qanaah itu ada kemuliaan dan ketentraman hati karena sudah merasa tercukupi, ada kesabaran dalam menghadapi hal-hal yang syubhat dan yang melebihi kebutuhan pokoknya, yang semua itu akan mendatangkan pahala di akhirat. Dan sesungguhnya dalam kerakusan dan ketamakan itu ada kehinaan dan kesusahan, karena dia tidak pernah merasa puas dan cukup terhadap pemberian Allah.
Perbuatan qanaah yang dapat kita lakukan, misalnya puas terhadap makanan yang ada, meskipun sedikit lauk pauknya, dan cukup dengan beberapa lembar pakaian untuk menutup aurat kita. Maka hendaklah dalam masalah keduniaan, kita melihat orang yang di bawah kita, dan dalam masalah kehidupan akhirat kita melihat orang yang di atas kita.
Sikap qanaah ini hendaklah kita lakukan dalam setiap kondisi, baik ketika kehilangan harta, maupun ketika mendapatkan harta. Barangsiapa yang mendapatkan harta, maka haruslah diikuti dengan sikap murah hati, dermawan, menafkahkan kepada orang lain, dan berbuat kebajikan.