WAKAF MANDIRI - Semenjak iblis la’natullah ‘alaih membangkang perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam ‘alaihis salam, maka sesungguhnya era peperangan antara hamba-hamba Ar-Rahman melawan iblis dan bala tentaranya sedang dikobarkan.
Dan betapa pahit hukuman yang harus dirasakan oleh ayah dan ibu kita gara-gara ulah iblis dengan rayuan palsunya. Iblis tidak menawarkan sesuatu yang jelek dan menjijikkan kepada mereka berdua. Tapi dia menawarkan keabadian dan kelezatan kepada mereka. Walaupun pada hakikatnya kesenangan yang ditawarkannya adalah kesenangan yang menipu.
Tidak tanggung-tanggung, ternyata iblis sejak diusir dari surga sudah memancangkan tekad kuat dan berani bersumpah dihadapan Rabb tabaaroka wa ta’ala untuk bekerja keras menyesatkan seluruh umat manusia. Dengarkanlah apa yang dikatakannya, “Demi kemuliaan-Mu (ya Allah) sungguh aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas.”
Itulah tanda bahwa iblis sudah mengobarkan api peperangan kepada kita. Lalu mengapa kita masih terlena dengan kesenangan-kesenangan yang menipu. Waktu kita terbuang sia-sia, energi kita terforsir untuk hal-hal yang tidak bermakna, pikiran kita larut dalam buaian angan-angan kenikmatan semu yang akhirnya menyeret kita ke jurang dosa dan maksiat.
Sehingga hari demi hari yang tercatat dari hati kita adalah maksiat, yang keluar dari lisan kita adalah kesia-siaan atau dosa, dan gerak-gerik tubuh kita pun demikian. Sehingga, semua yang kita miliki tidak keluar dari empat kategori. Yakni,
Di manakah posisi kita? Apakah kita termasuk orang yang selalu berada di barisan orang-orang yang beramal saleh dengan ikhlas? Lihatlah waktumu yang berlalu dengan terbuang percuma. Di atas tempat tidurmu, di atas tempat dudukmu, di atas kendaraanmu, di depan komputermu, di dalam bilik warnet, di dalam kamarmu, di antara teman-teman sepergaulanmu, di antara orang-orang asing yang tidak mengenalimu.
Padahal, waktu terus berjalan, sementara iblis dan bala tentaranya mengintaimu dari tempat yang tak tampak olehmu. Mereka lancarkan tipu daya, propaganda, bisikan dan ancaman untuk bisa menyeretmu ke jurang kehancuran dunia dan akhirat.
Mereka ingin agar engkau condong dan larut dalam godaan syahwat. Mereka ingin agar engkau tenggelam dalam kerancuan pemikiran dan aqidah yang sesat. Mereka ingin, agar engkau menjauh dari ilmu dan para ulama. Mereka ingin agar engkau malas menuntut ilmu agama. Mereka ingin agar engkau jauh dari kawan-kawan yang saleh. Mereka ingin agar engkau mengisi waktumu dengan kesia-siaan.
Dengan mata, engkau melihat perkara-perkara yang haram untuk dilihat. Dengan telinga, engkau nikmati suara-suara yang haram untuk didengar. Dengan lisanmu, engkau berkata-kata dengan pembicaraan yang haram dan mengundang dosa. Dengan kakimu engkau melangkah menuju arena maksiat. Dengan tanganmu engkau pun menyentuh sesuatu yang haram untuk kau jamah.
Iblis dan bala tentaranya sama sekali tidak akan menaruh belas kasihan kepadamu. Hari demi hari mereka jalani dengan rencana-rencana baru. Waktu demi waktu korban berjatuhan. Hati demi hati manusia mereka jajah dan cabik-cabik.
Peperangan belum usai. Kapankah kita sadar dengan tipu daya dan makar setan kepada kita. Di tengah waktu sibuk kita, setan pun datang menggoda kita. Di waktu senggang kita, setan pun datang untuk merayu kita. Dia datang dari depanmu. Dia datang dari sebelah kananmu. Dia datang dari sebelah kirimu. Dan dia datang dari belakangmu. Serangan bertubi-tubi telah mereka lancarkan kepadamu. Sementara engkau lalai dan tidak menyadarinya.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuhmu maka jadikanlah dia sebagai musuh, sesungguhnya dia hanya akan menyeru golongannya untuk menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Faathir: 6)
Allah juga berfirman, “Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Yusuf: 5)
Maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap hamba untuk terus menerus bersungguh-sungguh melawan setan dan memeranginya, dan menolak bisikan-bisikan, serta bujuk rayunya. Jangan sampai dia bersamanya untuk berdamai atau memberikan loyalitas apapun. Tapi, apabila dia telah terjerumus dalam tindakan menaatinya, maka segeralah bertaubat, kembali kepada Allah dan meminta perlindungan kepada-Nya, agar tidak terjerumus lagi ke dalamnya.
Allah SWT berfirman, “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-A’raaf: 200).