WAKAF MANDIRI - Bagi pedagang yang bertauhid, kata amanah merupakan sifat mulia yang idealnya diwujudkan setiap pedagang muslim. Kunci utamanya agar bisnisnya menuai keberkahan adalah meyakini sepenuh hati, bahwa Allah SWT yang menurunkan rezeki dan mengaturnya sedemikian sempurna.
Ini bukti tauhid rububiyah yang harus diimani setiap mukmin. Selain itu dalam berniaga dia juga harus berdoa dan bertawakal kepada Allah SWT, menempuh jalan jalan yang halal agar perniagaannya dicintai Allah SWT.
Dari hadits Jabir radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah menganggap rezeki kalian lambat turun, sesungguhnya tidak ada seorang pun meninggalkan dunia ini, melainkan setelah sempurna rezekinya. Carilah rezeki dengan cara yang baik (dengan) mengambil yang halal dan meninggalkan perkara yang haram.” (HR. Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Baihaqi)
Pedagang yang bertauhid percaya, bahwa rezeki tak akan salah alamat. Semua telah ditentukan Allah SWT dan seorang mukmin harus berprasangka baik. Ia juga percaya, bahwa ketika ia dizalimi oleh sesama pedagang, bahwa yang menentukan rezeki hanya Allah SWT semata.
Syukurilah rezeki yang telah diberikan Allah dan tidak sepantasnya membanding-bandingkan dengan jatah orang lain. Bertaqwalah secara total pada Allah SWT. Dari sahabat Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberikan rezeki yang cukup dan dia merasa puas dengan apa yang Allah berikan kepadanya.” (HR. Muslim no. 1654).
Tatkala qadarullah keuntungan Anda suatu ketika sedikit, atau bahkan merugi, janganlah mengeluh mencari kambing hitam menyalahkan orang lain. Ber-husnuzhan-lah, mungkin ini momen indah agar Anda intropeksi diri dan mulai berbenah diri. Barangkali ada sesuatu yang salah dan perlu dievaluasi dalam muamalah jual beli Anda.
Atau suatu ketika pembeli berutang karena terpaksa, maka niatkanlah ikhlas karena Allah SWT, Anda telah menolong saudara sesama muslim. Bersikaplah santun dan mudahkanlah urusannya, niscaya Allah SWT akan memudahkan urusan Anda di dunia dan di akhirat.
Jangan bersedih, ketika Anda berbuat kebaikan. Demikian pula saat diajak bermaksiat seperti membuat nota palsu, menyuap, atau memanipulasi produk, dan bentuk kezaliman lainnya. Maka tolaklah dengan penuh keyakinan, pedagang bertauhid pantang menerobos dosa.
Semoga dengan menjadi pedagang bertauhid, niscaya Allah mengangkat derajat kita di dunia dan akhirat dan dikumpulkan bersama para Nabi dan hamba yang saleh lainnya. Pebisnis yang tidak menggadaikan aqidahnya demi keuntungan dunia. Namun menggenggam tauhid, meski harus mengorbankan kenikmatan dunia.