WAKAF MANDIRI - Islam mengajarkan umatnya agar menjauhi sifat dengki. Karena sifat dengki berarti menaruh perasaan marah, benci, atau tidak suka kepada keberuntungan orang lain. Luapan amarah itu dipicu oleh adanya iri dalam hati pelakunya. Maka dari itu, sesungguhnya kedengkian adalah penyakit kalbu.
Ada berbagai faktor lain yang dapat menimbulkan rasa dengki. Di antaranya adalah hadirnya naluri untuk selalu lebih hebat daripada orang lain. Tolok ukur kehebatan itu pun, biasanya berupa hal-hal fisik. Misalnya, pakaian yang bagus atau perhiasan dengan harga amat mahal. Melihatnya, si pendengki berhasrat memiliki benda-benda itu, agar dirinya tampil lebih mewah daripada kebanyakan orang. Inginnya semua orang memujinya.
Al-Quran menuturkan kisah yang dialami si makhluk terkutuk, Iblis. Mengapa sosok dari bangsa jin itu enggan melaksanakan perintah Allah SWT, yakni bersujud hormat kepada Nabi Adam AS? Sebab, dalam dirinya terdapat kedengkian yang begitu mengeras. Akibatnya, Iblis ditetapkan Allah sebagai makhluk yang durhaka kepadaNya. Serta menjadi musuh manusia yang beriman.
Allah SWT berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?’ (Iblis) menjawab, ‘Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah'.” (QS. Al-A’raf: 12)
Rasulullah SAW bersabda, “Melepaskan dua ekor serigala yang kelaparan di kandang kambing tidak lebih besar bahayanya dibandingkan dengan seorang Muslim yang rakus terhadap harta dan dengki terhadap agama. Sesungguhnya, dengki itu memakan habis kebaikan, seperti api melalap habis kayu.” (HR. at-Tirmidzi).
Pesan Nabi SAW sangat jelas. Hindarilah sifat iri dan dengki. Sebab, keduanya dapat menyebabkan gelap mata dan tumpulnya kepekaan nurani. Seseorang yang dengki biasanya membuat fitnah atau articles buruk terhadap sasarannya.
Bahkan, apabila orang yang tidak disukainya itu tidak melawan, tetap saja si pendengki memikirkan seribu satu cara guna menyingkirkannya sama sekali. Maka, orang jahat sibuk dengan kedengkiannya, lupa dengan kebaikan yang semestinya ia lakukan selama masih di dunia. Kedengkian merupakan asal dari banyak kedzaliman, termasuk fitnah.