...
Bisnis dengan Allah SWT

WAKAF MANDIRI - “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tiada merugi. (QS. Fatir: 29)

Suatu ketika, ada seorang pengusaha sukses di Indonesia yang memulai karirnya dengan membuka sebuah bisnis makanan dan kini telah merambah seluruh tanah air dengan puluhan outlet dan cabangnya. Dalam tempo?yang tidak terlalu lama, usaha makanan lezat yang dirintisnya berkembang dengan begitu menggurita. Masyarakat pun banyak menggandrungi makanan yang disajikan oleh ‘brand’ restoran miliknya.

Suatu saat pernah, beliau menjadi sponsor utama sebuah seminar zakat yang diadakan di sebuah kota. Usai seminar, para pembicara diajak untuk menikmati santap siang di salah satu restoran milik sang pengusaha.

Ketika santap makan siang berlangsung, salah seorang pembicara menyela dengan sebuah pertanyaan kepada pemilik restoran, “Pak, boleh dong berbagi cerita kiat sukses merintis bisnis kayak begini. Sepertinya bapak gak terlalu lama membangun bisnis ini tapi kok langsung menggurita sampai seluruh tanah air. Apa sih rahasianya?”

Sambil tersenyum penuh rasa syukur, pengusaha ini menjawab dengan nada yakin, “Pak Ustadz, sama seperti pengusaha lain, saya merintis ini dengan jatuh-bangun. Namun, sejak saya bertekad untuk menaikan zakat saya hingga 5% dari penghasilan. Subhanallah… Allah berkenan memberikan rezeki yang melimpah kepada saya, keluarga dan semua orang yang terlibat dalam usaha ini.”

Ia menambahkan, “Saya amat percaya, semakin banyak kita membantu Allah, Dia pun akan lebih banyak lagi akan memberikan balasannya kepada kita. Dan itu telah kami rasakan kebenarannya!”

Sementara itu, kisah yang lain, yakni kisah pengusaha dari Provinsi Jawa Tengah. Banyak usaha yang ia tangani. Mulai dari percetakan, penerbitan, institusi pendidikan, pelayanan haji dan umrah, yayasan-yayasan sosial, dan banyak lagi. Jumlah usaha dan kegiatan yang beliau tangani sulit dihitung dengan jari. Hal yang lebih membuat kagum adalah, semua usaha yang beliau bangun berjalan dengan lancar dan memberi hasil yang tidak sedikit.

Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, beliau amat terampil untuk mengelola semua usahanya. Sampai pada akhirnya, salah seorang staffnya bercerita, bahwa beliau selalu memberikan infak dan sedekah hampir 30% dari penghasilannya di jalan Allah SWT.

Kala krisis moneter, perusahaan percetakan miliknya hampir bangkrut sama seperti usaha yang lain. Sebuah kebijakan yang ia tempuh terdengar aneh saat itu. Para karyawannya yang berjumlah ratusan, tidak ia rumahkan. Bahkan beliau tambahkan gaji mereka.

Sehingga membuat karyawan tersebut senang, tidak resah dengan harga bahan pokok yang menggila pada saat itu. Dan akhirnya mereka pun berdoa untuk kebaikan pemilik usaha. Subhanallah, siapa yang suka memberi, ia pasti akan diberi oleh Allah SWT. Bisnis yang tiada merugi itulah salah satu jaminan bagi orang yang suka berinfak.