...
Bekal Menuju Kematian

WAKAF MANDIRI - Seorang hamba pasti senang tatkala kebaikan demi kebaikan datang kepadanya, sedang ia berada dikuburnya. Rasulullah SAW mengabarkan kepada kita, bahwa ada empat golongan yang pahala mereka tetap mengalir setelah mereka wafat.

Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Empat golongan yang pahala mereka tetap mengalir setelah mati; orang yang mati dalam keadaan ribath fi sabilillah, orang yang mengajarkan sebuah ilmu, maka pahalanya terus mengalir selama ilmu tersebut diamalkan, orang yang sedekah jariyah, maka pahalanya terus mengalir selama sedekah tersebut dimanfaatkan, dan orang yang meninggalkan anak shalih yang mendoakan kebaikan baginya.” (HR. Ahmad)

Alangkah bahagianya mereka. Sudah meninggal dunia, namun kebaikan mereka tidak mati bersama mereka, tapi terus mengalir. Dan alangkah malangnya nasib orang yang dosanya tidak terkubur bersama jasadnya. Betapa ingin ia untuk kembali ke dunia dan cuci tangan dari setiap dosa yang dahulu diperbuatnya.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mengajarkan suatu kejelekan kemudian diamalkan, maka ia memikul dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkannya sepeninggalnya, tanpa mengurangi dosa mereka (yang mengikutinya) sedikitpun.” (HR. Muslim)

Maka, orang yang bahagia ialah yang ketika mati, seluruh dosanya ikut mati bersamanya. Sedangkan orang celaka ialah yang ketika mati, dosa-dosanya tidak ikut mati bersamanya. Celakalah dia! Dia pasti ingin kembali ke dunia untuk mengubur dosa-dosa tersebut. Namun semuanya telah terlambat.

Allah SWT berfirman, “Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbi, kembalikan aku (ke dunia), agar aku beramal shalih terhadap apa yang aku tinggalkan…” (QS. Al-Mukminun: 99-100)

Sungguh, ini merupakan pernyataan taubat. Tetapi, kesempatan itu telah hilang! Adakah Anda hendak bertaubat setelah mati? Kemudian ingin kembali lagi ke dunia untuk memperbaiki kerusakan yang telah Anda perbuat? Oleh karena itu, jawaban dari harapan tersebut ialah, “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mukminun: 100)

Ya, sebab perkataan itu baru muncul saat mereka terjepit. Andaikata mereka tulus mengatakannnya, niscaya sejak dahulu mereka giat beramal. Seandainya mereka jujur, mengapa mereka begitu pelit meluangkan waktu walau setengah jam tiap harinya untuk introspeksi diri? Kemudian memperbaiki keimanan dan ketakwaan mereka setelah itu? Sebaliknya mereka begitu dermawan memberikan berjam-jam tiap harinya di depan televisi demi menyimak articles, mengikuti sineteron, telenovela, pertandingan bola dan acara lainnya.

Sebab itu, usahakanlah agar “angan-angan orang mati” senantiasa hadir dalam benak Anda dan membasahi bibir Anda. Insya Allah ini akan sangat membantu Anda untuk memperbanyak amal saleh dan berlomba-lomba di dalamnya. Serta memintakan rahmat atas kaum muslimin yang telah wafat.

Jika Anda kasihan terhadap mereka yang tiada dan hendak meringankan penderiataannya, maka doakanlah mereka dan mohonkan ampun atas dosa-dosanya. Itu hadiah terbaik dari kita yang sangat mereka nantikan.

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Ada orang yang derajatnya diangkat di jannah, lalu ia bertanya, “Bagaimana ini bisa terjadi?” Maka dikatakan kepadanya, “Karena anakmu beristighfar untukmu.” (HR. Ahmad)

Karenanya, ikhlaskan doa Anda untuk mereka yang telah tiada, terutama kedua orang tua. Semoga saja Allah menyiapkan orang-orang yang mengikhlaskan doa mereka untuk Anda, setelah Anda tiada nanti.