...
Amalan Rasulullah SAW di Penghujung Ramadhan

WAKAF MANDIRI - Diantara malam-malam pada sepuluh hari terakhir Ramadhan ini, terdapat satu malam yang lebih mulia dari 1.000 bulan, yakni Lailatul Qadar. Tak ada yang mengetahui pasti kapan terjadinya peristiwa tersebut setiap tahunnya. Namun, satu hal yang pasti, umat Muslim di seluruh dunia diperintahkan untuk lebih meningkatkan ibadahnya.  

Syekh Zainuddin al-Malibari dalam kitabnya, Fathul Mu’in, menjelaskan bahwa ada tiga amalan utama untuk mengisi hari-hari di fase sepertiga terakhir Ramadhan. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah memperbanyak sedekah. Langkah ini dapat diwujudkan guna mencukupi kebutuhan keluarga, berbagi dengan sesama, khususnya kerabat dan tetangga.  

Sedekah itu dapat ditunaikan dalam berbagai bentuk. Misalnya, menyediakan buka puasa bagi masyarakat yang tengah menjalaninya, walaupun hanya dengan segelas air. Hal ini tentu sangat berarti bagi saudara-saudara yang tengah membutuhkannya.  

Selain itu, langkah kedua yang dapat dilakukan untuk memperbanyak ibadah, yakni dengan memperbanyak membaca Al-Quran. Membaca Al-Quran di akhir malam, lebih baik ketimbang awal malam. Dan yang ketiga, memperbanyak i’tikaf di sepuluh terakhir Ramadhan. Sebab, Rasulullah SAW melakukan hal tersebut sebagai bentuk meningkatkan ibadah i’tikaf ini.   

Meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19, i’tikaf tetap dapat dilakukan. Sebagian ulama mazhab Syafi’i memperbolehkan i'tikaf di ruangan dalam rumah yang dikhususkan untuk shalat. Hal ini disepadankan dengan prinsip 'jika shalat sunnah saja yang paling utama dilakukan di rumah, maka i’tikaf di rumah semestinya bisa dilakukan'.  

Selain itu, Rasulullah SAW juga menghidupkan malam-malam Ramadhan. Dalam Shahih Muslim, Sayidah Aisyah ra mengaku menyaksikan Nabi beribadah selama Ramadhan hingga menjelang Subuh. Bahkan, dalam riwayat lain, Rasulullah SAW selalu membangunkan keluarganya dalam sepuluh malam terakhir. Hal itu menunjukkan istimewanya malam-malam tersebut.