...
Ujian Yang Sesungguhnya

WAKAF MANDIRI - Sebagian orang tatkala berada dihadapan orang lain, maka ia mampu dengan mudahnya meninggalkan kemaksiatan. Ia mampu melaksanakan itu semua, meskipun ia berada di tengah-tengah lautan kemaksiatan. Ini adalah suatu kemuliaan, karena ia bisa menghadapi ujian dengan baik, sehingga terhindar dari kemaksiatan. Namun ingat, sesungguhnya bukan ini ujian yang sebenarnya.

Allah SWT telah melarang para hambanya untuk bermaksiat kepadanya, baik secara terang-terangan atau tatkala ia bersendirian, tatkala tidak ada orang lain yang melihatnya. Seseorang yang mencegah dirinya dari melakukan kemaksiatan dihadapan khalayak, tentunya berbeda dengan orang yang mencegah dirinya dari melakukan kemaksiatan, saat ia bersendirian.

Sesungguhnya, ujian yang sesungguhnya adalah yang dihadapi seorang hamba, saat ia sedang bersendirian. Kemudian tersedia dihadapannya sarana dan prasarana, serta kemudahan baginya untuk melakukan kemaksiatan, Apakah ia mampu mencegah dirinya dari kemaksiatan tersebut? Inilah ujian yang sesungguhnya, ujian yang sangat berat. Beruntunglah bagi mereka yang bisa selamat dari ujian ini.

Orang yang mampu menghindarkan dirinya dari kemaksiatan, tatkala dihadapan orang lain, namun ia terjerumus dalam kemaksiatan saat ia sedang bersendirian, merupakan orang yang tercela.

Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh aku mengetahui sebuah kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan yang banyak seperti bukit Tihamah kemudian Allah menjadikannya seperti debu yang beterbangan.” Maka mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, berikanlah ciri mereka kepada kami agar kami tidak termasuk golongan mereka dalam keadaan tidak sadar.” Maka beliau menjawab, “Adapun, mereka itu adalah saudara-saudara kalian, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang apabila bersepi-sepi dengan apa yang diharamkan Allah, maka mereka pun menerjangnya.”

Allah juga telah menguji para sahabat Nabi SAW. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sesuatu dari binatang buruan yang mudah didapat oleh tangan dan tombakmu supaya Allah mengetahui orang yang takut kepada-Nya, biarpun ia tidak dapat melihat-Nya. Barangsiapa yang melanggar batas sesudah itu, maka baginya azab yang pedih.” (QS. Al-Maidah: 94)

Jika seorang hamba merasakan, bahwa dirinya dimudahkan untuk melakukan kemaksiatan, jalan-jalan menuju kemaksiatan terbuka lapang baginya, maka ketahuilah bahwa ia sedang diuji oleh Allah. Ingatlah bahwa Allah yang sedang mengujinya, dan juga sedang mengawasinya, maka takutlah ia kepada Allah.
Inilah ujian yang sesungguhnya, dan Allah akan memberikan ganjaran yang besar baginya karena kekuatan imannya. Barangsiapa yang meninggalkan kemaksiatan, padahal sangat mudah baginya untuk melakukannya, maka ketahuilah bahwa itu adalah kabar gembira baginya. Karena hal itu merupakan indikasi imannya yang kuat.

Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah dalam keadaan bersendirian, maka ketahuliah bahwa imannya ternyata lemah, dan hendaknya ia takut kepada adzab yang Allah janjikan kepada orang-orang yang melanggar perintahNya.