WAKAF MANDIRI - “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut: 69)
Pernahkah kita membuat target berwakaf atau sedekah? Misalnya, target sedekah dengan jumlah uang yang akan kita sedekahkan bulan ini. Atau membuat target ingin mewakafkan sesuatu di tahun sekian.
Cukup aneh jika kita sangat peduli dengan target yang bersifat keduniaan, tetapi malas membuat target berwakaf atau sedekah yang berorientasi akhirat. Padahal mengaku sebagai orang yang meyakini adanya negeri akhirat, yang merupakan tempat tinggal kita yang sebenarnya.
Bahkan, seorang pedagang sekalipun pasti memiliki target. Yakni ingin laku berapa, harus produksi berapa, dan harus terjual berapa produk setiap harinya. Sehingga target ini membuat seseorang berfokus pada tujuan, serta memberikan solusi kreatif untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan adanya target tersebut, diharapkan membuat kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Selain itu, dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional. Yakni,
1. Tujuan mengarahkan perhatian.
2. Tujuan mengatur upaya.
3. Tujuan meningkatkan persistensi.
4. Tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
Itulah pentingnya menetapkan target kehidupan. Namun, tidak hanya kehidupan duniawi saja yang memerlukan target. Allah juga mengingatkan kita untuk memperhatikan target berwakaf atau sedekah yang berorientasi kehidupan akhirat.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr :18)
Sementara itu, Rasulullah SAW pun mengingatkan diri kita untuk mengevaluasi diri dan memperhatikan amalan apa yang sudah dipersiapkan untuk kehidupan setelah kematian.
Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau berkata, “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah.” (HR. Imam Turmudzi).
Untuk menetapkan target akhirat, terutama berwakaf atau sedekah, hampir sama dengan membuat target pekerjaan. Yakni,
1. Target harus bersifat spesifik dan terfokus.
Misalnya, “Saya ingin berwakaf kendaraan untuk ambulans gratis bagi kaum dhuafa.”
2. Target bersifat terukur.
Misalnya, “Saya ingin bersedekah 30% dari penghasilan saya, yaitu 3 juta setiap bulannya.”
3. Target yang telah ditetapkan merupakan hal yang realistis dan dapat dicapai.
4. Target yang dipilih sebaiknya relevan dan berkaitan dengan kapabilitas diri kita
5. Waktu untuk mencapai target tersebut atau deadline.
Misalnya, “Saya akan mulai bersedekah 3 juta tiap bulan pada akhir bulan ini.”
Ketahuilah, bahwa jika ada sesuatu hal terjadi yang membuat target berwakaf atau sedekah kita tidak tercapai, sesungguhnya Allah telah mencatat niat kita itu sebagai sebuah kebaikan.
“Sesungguhnya Allah menulis kebaikan - kebaikan dan kesalahan - kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allah tetap menuliskannya sebagai satu kebaikan sempurna di sisiNya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisiNya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak…” (HR. Bukhari Muslim)