WAKAF MANDIRI - “Apa saja harta yang baik yang kalian infakkan, niscaya kalian akan diberi pahalanya dengan cukup dan kalian sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. al-Baqarah: 272)
Jika memiliki uang pribadi seratus juta Rupiah untuk sosial, apa yang akan Anda pilih? Bersedekah, bagi-bagi sembako untuk warga miskin, membuat acara panggung amal charity yang mengundang artis ibukota untuk lelang barang, ataukah berwakaf?
Walaupun kesemuanya adalah hal luar biasa dan membawa pahala besar, tapi seseorang yang cerdas akan berhitung secara efektif dan efisien.
Uang untuk sedekah bisa habis dalam satu waktu. Misalkan, memberi sembako pada seribu warga miskin. Maka, uang sedekahnya habis untuk sembako, sembakonya pun cepat atau lambat akan habis dikonsumsi. Meskipun amalan memberi makan orang miskin atau dhuafa sungguh luar biasa ganjarannya.
Berbeda dengan wakaf. Contohnya kita mewakafkan bangunan rumah sakit untuk anak yatim dan dhuafa. Meski hanya ambil bagian mewakafkan uang seratus juta Rupiah saja, namun bila dikelola oleh lembaga wakaf terpercaya, bangunan rumah sakit ini bisa terus-menerus bermanfaat untuk mengobati orang-orang miskin yang sakit atau terluka. Maka ganjaran pahalanya akan terus mengalir selama bangunan tersebut masih bermanfaat.
Atau jika kita mewakafkan sumur, yang bisa dimanfaatkan oleh puluhan kepala keluarga. Maka sumur wakaf tersebut takkan habis begitu saja. Namun akan terus mengalirkan pahala ke dalam ‘rekening amalan’ kita selama masih dimanfaatkan.
Ada beberapa keunggulan berwakaf dibandingkan sedekah, sehingga jika Allah memberikan kita rezeki dalam jumlah signifikan, ada baiknya kita lebih memilih berwakaf.
Keunggulan Berwakaf. Yakni,
Uang yang dijadikan benda wakaf, manfaatnya lebih menjangkau banyak orang. Misalnya wakaf masjid, wakaf rumah sakit, wakaf tanah, wakaf hasil kebun, wakaf mobil ambulans. Maka banyak orang yang bisa memanfaatkannya karena benda tersebut terus-menerus ada, tidak habis dibagikan, dan tidak menjadi hak milik pribadi seseorang.
Selain menjangkau orang lebih banyak, wakaf juga bisa dimanfaatkan dengan lebih lama. Ilustrasi perbedaan sedekah dengan wakaf adalah seperti seseorang yang memberikan seekor ikan, dan seseorang yang memberikan pancingan ikan. Meskipun amat diperlukan untuk mengisi perut yang lapar, namun seekor ikan bisa habis dalam waktu beberapa jam saja. Sedangkan pancingan bisa terus dimanfaatkan untuk mendapatkan berapa ekor ikan pun setiap harinya.
Keunggulan wakaf lainnya adalah barang yang diwakafkan takkan habis dikonsumsi. Karena barang tersebut ‘ditahan’ dan hanya manfaatnya yang diberikan pada banyak orang. Sehingga sebuah barang wakaf bisa ‘beranak pinak’ melahirkan barang wakaf lainnya.
“Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputus darinya amalnya kecuali dari tiga hal (yaitu): dari sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Sangat jelas, bahwa orang yang Allah titipkan harta dalam jumlah besar, sebaiknya merencanakan untuk berwakaf. Agar pemanfaatan hartanya di dunia maupun akhirat lebih efektif dan efisien.