...
Menjadi Muzakki atau Munfiq

WAKAF MANDIRI - Salah satu predikat atau sebutan yang selalu melekat dibulan Ramadhan adalah "syahru-zakat" dan "syahru infaq wa shadaqah", bulan zakat dan bulan infak atau sedekah. Meski sesungguhnya zakat yang terkait secara langsung dengan bulan Ramadhan, ialah zakat fitrah.

Zakat harta lainnya, seperti pertanian, perdagangan, peternakan, profesi atau penghasilan, dan zakat perusahaan, bisa dikeluarkan di luar Ramadhan. Tetapi dengan mengambil momentum Ramadhan yang penuh dengan keberkahan, kaum Muslimin cenderung mengeluarkan zakatnya di bulan suci ini.

Sedangkan sedekah atau infak, memang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Seperti dikemukakan Hadits riwayat Imam Bukhari dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah, dan kepemurahannya menjadi sangat menonjol di bulan Ramadhan. Begitu cepat memberi dan menolong dalam kebaikan, melebihi cepatnya angin yang bertiup.

Jika sikap kesediaan berzakat dan berinfak (ZIS) ini terus-menerus dilaksanakan oleh kaum Muslimin, baik di bulan Ramadhan maupun dibulan lainnya, lalu ZIS ini dikelola dengan baik, transparan dan penuh amanah oleh badan atau lembaga amil zakat, maka yakinlah banyak hal yang bisa dilakukan.

Apalagi potensi ZIS ini cukup besar, yaitu Rp 19,3 triliun pertahun. Orang miskin yang semakin banyak di negara kita, bisa ditolong melalui kegiatan pembukaan lapangan pekerjaan, lembaga pendidikan yang berkualitas tetapi murah atau gratis, poliklinik atau rumah sakit yang baik dan murah, serta institusi lainnya yang dibutuhkan.

Yang perlu disadari bersama, bahwa sesungguhnya yang paling banyak mendapatkan manfaat dari pelaksanaan ZIS ini, bukan hanya mustahiq (penerima) saja. Melainkan juga orang yang memberi zakat (muzakki) dan orang yang berinfak atau bersedekah (munfiq).

Hal ini tercermin dari hikmah disyariatkannya ZIS (Zakat, Infaq dan Shodaqoh), antara lain,

1. ZIS terkait dengan etos kerja.

Artinya, orang yang bersedia melaksanakan ZIS pasti memiliki etos kerja yang tinggi. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Mukminun ayat 1-4, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1) (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya (2) dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna (3) dan orang-orang yang menunaikan zakatnya (4)."

2. ZIS terkait dengan etika bekerja dan berusaha.

Orang yang selalu berusaha melaksanakan ZIS, pasti berusaha mencari rezeki yang halal. Karena ZIS tidak akan diterima dari harta yang didapatkan melalui cara yang tidak benar. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak akan menerima sedekah yang ada unsur tipu daya.” (HR. Imam Muslim).

3. ZIS terkait dengan aktualisasi potensi dana untuk membangun umat.

4. ZIS terkait dengan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan sosial.

Artinya, kesediaan ber-ZIS ini akan mencerdaskan muzakki untuk mencintai sesamanya, terutama kaum dhu'afa.

5. ZIS akan mengakibatkan ketenangan, kebahagiaan, keamanan dan kesejahteraan hidup.

Allah SWT berfirman dalam QS At-Taubah ayat 103, "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

6. ZIS terkait dengan upaya menumbuh-kembangkan harta yang dimiliki, dengan cara mengusahakan dan memproduktifkannya.

Artinya, harta muzakki dan munfiq akan terus bertambah. Firman Allah dalam QS Ar-Rum ayat 39,  "Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)."

7. ZIS juga akan menyebabkan orang semakin giat melaksanakan ibadah mahdlah, seperti shalat maupun yang lainnya.

Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 43, "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku."

Oleh karena itu, mari kita berlomba-lomba menjadi muzakki atau munfiq sepanjang hayat dan hidup kita, sehingga Allah SWT akan memberikan keberkahan pada hidup kita, baik di bulan suci Ramadhan ini, maupun di bulan-bulan lainnya.