WAKAF MANDIRI - “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah)
Sadarkah bahwa setiap saat kita mengingat kematian? Segala hal belum pasti terjadi, namun hanya kematianlah yang tidak diragukan lagi kedatangannya. Kita belum tentu mengalami fase pernikahan, fase memiliki anak, atau fase di mana usaha yang kita lakukan menangguk sukses! Namun, kita semua bisa dipastikan akan melewati fase kematian.
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisaa: 78)
Oleh sebab itu, mengingat kematian bukanlah hal yang buruk, justru malah dapat membawa banyak manfaat jika kita bisa menyikapinya dengan tepat.
Berikut ini sikap yang tepat, ketika mengingat kematian. Yakni,
1. Segeralah untuk bertaubat.
Orang yang sungguh-sungguh mengingat kematian tentu saja menyadari, bahwa saat ini adalah waktu paling tepat untuk bertaubat.
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu berkata, “Ad-Daqqaq berkata, ‘Siapa yang banyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara: bersegera untuk bertaubat, hati merasa cukup, dan giat/semangat dalam beribadah. Sebaliknya, siapa yang melupakan mati ia akan dihukum dengan tiga perkara: menunda taubat, tidak ridha dengan perasaan cukup dan malas dalam beribadah. Maka berpikirlah, wahai orang yang tertipu, yang merasa tidak akan dijemput kematian, tidak akan merasa sekaratnya, kepayahan, dan kepahitannya. Cukuplah kematian sebagai pengetuk hati, membuat mata menangis, memupus kelezatan dan menuntaskan angan-angan. Apakah engkau, wahai anak Adam, mau memikirkan dan membayangkan datangnya hari kematianmu dan perpindahanmu dari tempat hidupmu yang sekarang?” (At-Tadzkirah, hal. 9)
2. Banyak bersedekah.
Orang yang telah menyadari dekatnya kematian, tentu saja takkan menumpuk-numpuk harta kekayaannya hanya untuk diperebutkan oleh ahli warisnya. Ia akan membeli posisi terbaik di akhirat kelak dengan sedekah terbaik pula.
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, lalu ia berkata, ‘Wahai Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat hingga aku mendapat kesempatan untuk bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?’.” (Al-Munafiqun: 10)
3. Memperbagus ibadahnya.
Orang yang telah ingat kematian tentu saja akan memperbaiki ibadahnya. Ia sadar benar bahwa waktunya sudah sempit untuk mempersiapkan bekal di kehidupan abadi.
“Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).” (HR. Ad Dailami)
4. Merasa hidup lebih lapang dan tidak tertipu kenikmatan duniawi.
Jika kita telah dihantui kematian, maka kita takkan mengeluh hanya karena hidup serba kekurangan. Kita juga takkan berfoya-foya karena hidup penuh kenikmatan.
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang, dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi).