WAKAF MANDIRI - Dusta adalah kabar yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan sudah semestinya bagi setiap muslim agar menghindarinya dalam pergaulannya.
Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” (QS. Al-Isra’: 36).
Malik menyampaikan bahwa Ibnu Mas’ud berkata, “Seorang hamba yang berdusta dan terus-menerus berdusta maka akan terlukis satu titik hitam di hatinya sampai rata hatinya berwana hitam, maka dia di sisi Allah akan ditulis termasuk golongan pendusta.” (HR. Malik dalam kitab Al-Muwatha’).
Dalam masalah ini, saya ingatkan kepada setiap orang Islam agar tidak berdusta dalam segala perkara, bahkan meskipun dengan bergurau. Hendaknya dicamkan dalam diri mereka sabda Rasulullah SAW, “Tidak sempurna iman seorang hamba sampai dia meninggalkan berdusta dalam gurauan dan meninggalkan perdebatan walaupun dia dalam posisi benar.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).
Rasulullah SAW jika bergurau dengan para sahabatnya, beliau tidak berkata kecuali yang benar dan jujur. Seperti berikut, Dari Hasan radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Datanglah seorang wanita tua kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu wanita itu berkata, ‘Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar memasukkanku ke dalam surga’. Maka Rasulullah menjawab, ‘Wahai Ummu Fulan, sesungguhnya surga itu tidak akan dimasuki oleh orang yang renta.’ Hasan melanjutkan, “Maka wanita itu berbalik pergi sambil menangis, kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘articleshukan kepadanya kalau dia tidak akan memasukinya dalam keadaan tua renta. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),“Sesungguhnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.’” (QS. Al-Waqi’ah: 35-37)” (HR. At-Tirmidzi).
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki minta tumpangan kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Saya akan memberimu tumpangan di atas seekor anak unta.” Orang tadi keheranan dan bertanya, “Apa yang bisa saya perbuat dengan anak unta, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Bukankah yang melahirkan unta dewasa itu adalah anak unta juga?”
Yang menyedihkan bagi seorang Islam adalah adanya sebagian orang yang membuat tertawa orang lain dengan sengaja berbohong, seperti banyak kita saksikan di masyarakat dan grup-grup sandiwara dan lawak.
Dalam sebuah hadits dari Nahzi bin Hakim radhiyallahu ‘anhu dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhum, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah seseorang yang berkata lalu berbohong agar ditertawakan oleh suatu kaum, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa-I, dan Al-Baihaqi).
Berkatalah yang benar dan selalu berusahalah untuk berkata benar sampai kamu ditulis di sisi Allah SWT sebagai orang yang jujur. Berhati-hatilah dari berdusta, karena dusta bisa berakibat kepada timbulnya kerusakan-kerusakan besar dan fitnah yang besar.
Rasulullah SAW bersabda, “Aku tadi malam bermimpi didatangi oleh dua orang dan keduanya memarticleshuku, “Orang yang dirobek bibirnya dan lidahnya seperti yang kamu lihat tadi adalah pendusta yang membuat kedustaan dan disebarkannya ke seluruh penjuru. Maka dia akan terus diadzab seperti itu sampai hari kiamat.” (HR. Bukhari).