...
Cara Mudah Melatih Anak Untuk Berpuasa

WAKAF MANDIRI - “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Bulan Ramadhan telah tiba. Bulan yang penuh maghfirah Allah SWT. Bulan yang menyimpan berjuta keistimewaan. Patut disayangkan kalau dilewatkan begitu saja. Selain itu, puasa Ramadhan adalah saat yang tepat untuk mengkondisikan anak tentang makna puasa. 

Puasa mengajarkan banyak dari sisi moral pada si kecil, seperti kemurahan hati, dan solidaritas. Tak hanya itu, puasa di bulan Ramadan bisa juga menjadi pengalaman berharga bagi anak. Lalu, kapan saat yang tepat mengajarkannya berpuasa dan bagaimana cara mengajarinya? Dan apa saja yang harus diperhatikan?

Berikut tips melatih anak untuk berpuasa dengan menyenangkan,

1. Mulai kapan anak mulai diajak berlatih berpuasa?

Dalam Al-Quran disebutkan, anak-anak hingga usia akil balig (12 tahun) belum diwajibkan berpuasa. Namun, sebagian besar ulama sepakat untuk mengajarkan puasa sejak kecil agar di usia akil balig nanti, anak sudah terbiasa berpuasa.

2. Sejak usia berapakah anak mulai dapat diajarkan berpuasa?

Seperti halnya hadis untuk mengajarkan shalat yang menganjurkan anak dilatih shalat saat anak berusia 7 tahun. Beberapa ulama pun memakai usia ini sebagai usia awal untuk melatih anak berpuasa.

3. Bagaimana cara melatih anak berpuasa?

Mengenalkan anak tentang puasa dan melatih anak untuk betul-betul mulai berpuasa itu beda. Caranya, bisa dengan melibatkan si kecil untuk ikut buka puasa bersama, tadarusan, mengaji, salat tarawih atau sahur.

Selain itu, bisa dengan cerita Ramadan atau pengalaman masa kecil orang tua saat berpuasa. Dengan begitu, secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk belajar puasa. Berikan motivasi dan kata-kata yang positif kepada anak. 

Seringkali anak bertanya, "Ummi, puasa itu tidak boleh makan, ya..!" Sekilas pertanyaan itu benar, tapi tahukah bahwa hal itu menimbulkan kekhawatiran baginya? Sebaiknya orang tua menjelaskan makna puasa dengan kata-kata positif.

"Sayang, puasa itu tetap memperbolehkan kita makan. Hanya saja, pola makanan diubah di bulan Ramadhan. Sekarang makan paginya itu sebelum subuh dan makan siangnya dimundurkan ke maghrib," begitu seharusnya menjelaskan. Ketika anak memahami dengan benar makna puasa, maka dia pun akan memiliki motivasi yang kuat. Ajarkan berpuasa itu ganjarannya pahala dan meyehatkan tubuh.

4. Bagaimana cara memotivasi anak agar semangat berpuasa?

Memberi hadiah atas usaha anak untuk berpuasa pun bisa menambah motivasi. Caranya bisa  dengan berbagai kiat. Entah itu pujian, atau menjanjikan mereka dengan memberi makanan berbuka kesukaannya. Bisa juga dengan memberi hadiah-hadiah, benda atau barang kesukaan mereka, apakah itu bacaan, mainan, atau bahkan tas dan sepatu baru misalnya. 

Untuk anak usia di bawah tujuh tahun sebaiknya diberikan hadiah harian. Sementara untuk anak usia tujuh tahun ke atas hadiah dapat diberikan di akhir bulan Ramadhan. Hadiah harian biasanya berupa barang sederhana, atau bisa juga kita bintang bila ia berpuasa. Janjikan sebuah hadiah jika bintang mereka mencapai sepuluh, dua puluh atau tiga puluh. Katakanlah bahwa hadiah itu adalah petanda kemenangan bagi usaha mereka melawan hawa nafsu.

Perlu diingat, jangan sekali-kali melanggar apa-apa yang telah kita janjikan pada anak, sebagai imbalan atas kemampuan puasa yang mereka lakukan. Sekali kita tidak menepati janji, selanjutnya sulit untuk memotivasi kembali semangat mereka.

Selain hal-hal diatas, yang paling penting adalah tunjukkanlah keistimewaan berpuasa melalui sikap dan perilaku keseharian kita sebagai orang tua. Bila anak-anak melihat orang tuanya jauh lebih penyabar saat berpuasa, lebih taat kepada Allah, lebih banyak beribadah, lebih mampu melimpahkan kasih sayangnya pada anak-anak mereka, lebih banyak bersedekah, sering mengajak orang lain berbuka di rumah, dan setumpuk kebajikan-kebajikan lain yang bernilai istimewa di mata anak-anak. Maka semua itu bisa menjadi dorongan dan motivasi hebat bagi anak-anak untuk meneladani orang tua mereka. Mari kita berikan tauladan ibadah terbaik untuk anak kita.