...
Buah Dari Keikhlasan

WAKAF MANDIRI - Ikhlas, suatu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kaum muslimin. Sebuah kata yang singkat, namun sangat besar maknanya. Sebuah kata yang seandainya seorang muslim terhilang darinya, maka akan berakibat fatal bagi kehidupannya. Baik kehidupan dunia, terlebih lagi kehidupannya di akhirat kelak. Ya itulah dia, sebuah keikhlasan. Amal seorang hamba tidak akan diterima, jika amal tersebut dilakukan tidak ikhlas karena Allah.

Allah berfirman, “Maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya.” (QS. Az Zumar: 2)

Keikhlasan merupakan syarat diterimanya suatu amal perbuatan, di samping syarat lainnya, yaitu mengikuti tuntunan Rasulullah SAW. Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Perkataan dan perbuatan seorang hamba tidak akan bermanfaat kecuali dengan niat (ikhlas), dan tidaklah akan bermanfaat pula perkataan, perbuatan dan niat seorang hamba kecuali yang sesuai dengan sunnah (mengikuti Rasulullah SAW).”

Yang dimaksud dengan keikhlasan adalah, ketika engkau menjadikan niatmu dalam melakukan suatu amalan hanyalah karena Allah semata. Engkau melakukannya bukan karena selain Allah, bukan karena riya (ingin dilihat manusia) ataupun sum’ah (ingin didengar manusia), bukan pula karena engkau ingin mendapatkan pujian.

Serta kedudukan yang tinggi di antara manusia, dan juga bukan karena engkau tidak ingin dicela oleh manusia. Apabila engkau melakukan suatu amalan hanya karena Allah semata bukan karena kesemua hal tersebut, maka ketahuilah, itu berarti engkau telah ikhlas.

Sebagian manusia menyangka, bahwa yang namanya keikhlasan itu hanya ada dalam perkara-perkara ibadah semata. Seperti shalat, puasa, zakat, membaca Al-Quran, haji dan amal-amal ibadah lainnya.

Namun ketahuilah, bahwa keikhlasan harus ada pula dalam amalan-amalan yang berhubungan dengan muamalah. Ketika engkau tersenyum terhadap saudarimu, engkau harus ikhlas. Ketika engkau mengunjungi saudarimu, engkau harus ikhlas. Ketika engkau meminjamkan saudarimu barang yang dia butuhkan, engkau pun harus ikhlas.

Tidaklah engkau lakukan itu semua kecuali semata-mata karena Allah, engkau tersenyum kepada saudarimu bukan karena agar dia berbuat baik kepadamu. Tidak pula engkau pinjamkan atau membantu saudaramu, agar kelak suatu saat nanti ketika engkau membutuhkan sesuatu maka engkau pun akan dibantu olehnya. Atau tidak pula karena engkau takut dikatakan sebagai orang yang pelit. Jadikanlah semua amal tersebut karena Allah.

Rasulullah SAW bersabda, “Ada seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di kota lain, maka Allah mengutus malaikat di perjalanannya, ketika malaikat itu bertemu dengannya, malaikat itu bertanya, “Hendak ke mana engkau ?” Maka dia pun berkata, “Aku ingin mengunjungi saudaraku yang tinggal di kota ini.” Maka malaikat itu kembali bertanya, “Apakah engkau memiliki suatu kepentingan yang menguntungkanmu dengannya?” Orang itu pun menjawab, “Tidak, hanya saja aku mengunjunginya karena aku mencintainya karena Allah, malaikat itu pun berkata, “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk mengabarkan kepadamu bahwa sesungguhnya Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu itu karena-Nya.” (HR. Muslim)

Seseorang yang telah beramal ikhlas karena Allah, maka keikhlasannya tersebut akan mampu mencegah setan untuk menguasai dan menyesatkannya. Buah lain yang akan didapatkan oleh orang yang ikhlas adalah, orang tersebut akan Allah jaga dari perbuatan maksiat dan kejelekan, sebagaimana Allah berfirman tentang Nabi Yusuf, “Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas.” (QS. Yusuf: 24).